Mendengar kata “Konsep”, apa yang ada dalam
pikiran loe? Ide, makna, pesan, filosofi, atau roh dalam sebuah visual. Apapun
itu, intinya dalam mengeksekusi sebuah karya design loe harus punya alasan yang
kuat yang melatar belakangi kenapa bisa sampai jadi visual seperti ini.
Ketika client bertanya apa yang membuat kamu
beda dengan yang lainnya? Kalo jawabannya hanya “Ooh..saya bisa bikin logo yang
bagus, dijamin deh..saya kasih murah lagi. Kalo ga percaya tanya aja toko
sebelah “. Wekz..jawaban yang klise. Apakah bagus itu ada ukurannya? Ketika loe
dan teman masuk ke rumah makan padang yang mewah, loe akan dihidangkan dengan
berbagai macam pilihan makanan berkolesterol tinggi tapi nikmat. Tentu saja loe
akan ngambil makanan yang bikin loe ga nahan, loe dan teman loe itu bisa jadi
beda seleranya. Memilih itu adalah sebuah proses dengan mempertimbangkan unsur
suka ga suka, bisa ga bisa, mau ga mau. Ukurannya sangat subyektif sekali. Kalo
udah begitu repot kan? Kalo yang jadi decision maker cuma satu, masih bisa loe
turutin, tapi kalo decision maker nya ada 10 orang dan punya selera yang
beda-beda, apa yang terjadi? Loe akan lebih milih jualan gorengan ketimbang
jadi designer.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut dengan menawarkan konsep. Penggabungan antara konsep yang menarik dan
eksekusi yang ciamik akan membuat client berdecak kagum, dan loe tidak mungkin
mendengar kalimat seperti ini “Ada alternatif lain ga?”. Kalo si client sudah jatuh
cinta dengan design-nya, setidaknya harga sudah tidak jadi pertimbangan lagi. Contohnya
gini, loe disuruh membuat iklan tentang salah satu bank. Salah satu benefit nya
adalah “transfer uang yang cepat”. Kalo yang sederhananya kita akan berpikir,
gambar tangan yang sedang memegang uang ditambah dengan copy yang cukup
mengganggu mata. Visual tersebut memang ga ada salahnya, tapi kalo digali lebih
dalem lagi, loe bakal ketemu ide yang lebih gila lagi, misalnya gambar uang
tersebut sedang dikejar oleh seekor cheetah, atau uang berbentuk roket, ataupun
yang lainnya. Cara menggali ide nya, udah pernah dibahas di artikel sebelumnya
“How to Create a Big Idea”. Jadi jangan hanya sekedar layout yang ditawarkan,
tapi loe harus membuat roh di dalam visual yang loe ciptakan!
No comments:
Post a Comment