Friday, June 12, 2015

Menuju Custom Design

Salah satu sifat manusia adalah keinginan untuk menonjol dari yang lainnya. Manusia berlomba – lomba untuk tampil beda dan berusaha untuk menjadi yang terdepan di sekelilingnya. Banyak hal sederhana yang bisa kita lihat, seperti  baju yang dipakai tidak ingin sama dengan yang lainnya, modifikasi kendaraan untuk beda dari umumnya, membuat tattoo untuk tampil beda, mencoba kegiatan yang sedang tren seperti flyboard di bali dan lainnya.

Melihat perkembangan teknologi sekarang, perlahan semua produk ataupun jasa yang dijual akan bergerak ke arah custom atau sesuai dengan permintaan pelanggan. Dibidang jasa sendiri saat ini sudah hampir rata-rata dibuat by request dan bahkan salah satu perusahaan travel pun bisa membuatkan paket perjalanan berikut akomodasi dan transportasi nya berdasarkan permintaan pelanggan dengan jumlah tertentu.
Dibidang properti sendiri sudah mulai ke arah custom design dimana pihak developer menyediakan beberapa pilihan desain sehingga pelanggan tidak terbatas hanya pada satu model saja.

Kedepannya akan lebih banyak produk yang menawarkan custom design bahkan bisa jadi tiap orang membeli produk sesuai dengan bentuk keinginan masing-masing.


Inilah yang dikenal dengan strategi difrensiasi yang akhirnya adalah untuk mencapai popularitas.

Tuesday, June 9, 2015

Best Moment Time in Social Media

Kapan waktu terbaik untuk posting di media sosial? Mungkin itu pertanyaan bernilai jutaan dolar yang sering ditanyakan oleh para manajer media sosial. Waktu optimal untuk memperbarui halaman Facebook atau papan Pinterest bisa saja bervariasi tergantung audience. Social Caffeine membuat sebuah infografik yang memberikan informasi kapan waktu terbaik dan terburuk untuk mem-posting di jejaring media sosial. Berikut info waktu terbaik dan terburuk dari berbagai media sosial:

Facebook: Traffic tinggi antara jam 9.00 dan jam 16.00 Waktu terbaik: 13.00-16.00 Waktu terburuk: 20.00-08.00

Pinterest: Sabtu pagi adalah waktu terbaik untuk mem-posting Waktu terbaik: 14.00-16.00 atau 20.00-01.00 Waktu terburuk: 17.00-19.00

LinkedIn: Waktu terbaik sebelum atau setelah jam kerja Waktu terbaik: 07.00-09.00 atau 17.00-18.00 Waktu terburuk: 22.00-06.00

Google+: Traffic tertinggi saat jam kerja Waktu terbaik: 09.00-11.00 Waktu terburuk: 18.00-20.00

Twitter: Waktu sibuk dari hari Senin hingga Jumat Waktu terbaik: 13.00-15.00 Waktu terburuk: 20.00-09.00 Sudah kah Anda mem-posting di waktu terbaik?


Sumber: Entrepreneur

Thursday, April 9, 2015

Wednesday, December 10, 2014

Ambient Advertising : Promosi Unik & Relevan

“Setiap tempat adalah sebuah panggung”. Jargon tersebut memiliki sebuah semangat besar, yakni sebuah semangat berkreatifitas tanpa henti. Ambient Advertising menggunakan “unxepected & unconventional” idea yang bertemu dengan konsumen nya di “unexpected places”. Biasanya ide yang digunakan merupakan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Tujuan dari Ambient Advertising ini adalah untuk menciptakan suatu konsep promosi yang unik dan relevan sehingga menjadi topik pembicaraan yang hangat dan pada akhirnya menjadi ”viral” marketing atau “mouth to mouth” marketing. Ambient Advertising merupakan alat yang efektif untuk menyampaikan brand message kepada konsumen dengan konsep dan eksekusi yang unik sehingga akan lebih menempel di memori target market Anda (Top of Mind Recall).


Seperti apa wujudnya? Mari kita simak beberapa yang pernah terjadi di Indonesia.

Adverting Agency : JWT Indonesia

Advertisng Agency : DM Pratama Communication 













Advertising Agency : Publicis Indonesia


Advertising Agency : Lowe Indonesia

Advertising Agency : Fortune Indonesia

Advertising Agency : Ogilvy & Mather Indonesia


Friday, November 7, 2014

Viral Marketing : “Pilih mana, bayar denda karena nyampah atau traktir aku?”

“Pilih mana, bayar denda karena nyampah atau traktir aku?” Iklan ini tampaknya mengesankan bagi masyarakat Bandung khususnya dan netizen Indonesia pada umumnya. Berawal dari unggahan akun Instagram milik walikota Bandung Ridwan Kamil kemudian muncul sejumlah iklan serupa di media sosial menggunakan berbagai karakter dan slogan lainnya, seakan-akan menjadi sebuah meme viral.

Iklan dengan konsep perbandingan (comparison) ini menjadi sangat cepat menyebar di media sosial karena penggunaan meme lainnya dengan berbagai model iklan sehingga menciptakan kesan yang humoris. Konsep perbandingan comparison) ini biasanya dipakai dengan membandingkan produk kompetitor, banyak yang bisa kita lihat.


Kunci kesuksesan iklan kampanye Sayang Bandung ini karena versi berbagai karakternya, baik yang terkenal atau tidak yang memberikan kesan humoris sehingga dengan mudah diterima dan menjadi sebuah viral marketing. 


Friday, September 26, 2014

Brosur Pemasaran: Dulu, Kini, dan Nanti

MARKETING.co.id- Jika Anda ditanya, apa alat pemasaran tradisional yang masih berpengaruh saat ini, apa yang ada dalam pikiran Anda? Anda mungkin memulai jawaban Anda dengan menjawab brosur, kartu nama, poster.
Bagaimana dengan brosur? Sebuah cetakan kreatif yang disajikan berbagai macam bentuk dan sudah ada selama bertahun-tahun. Mungkin sekarang Anda berpikir apakah Anda benar-benar harus mempelajari kenapa brosur bisa begitu boomingdi dunia pemasaran.
Anda mungkin sering melihat brosur di sekitar Anda, atau mungkin Anda menyimpannya. Untuk memahami kekuatan yang ada dalam brosur pemasaran, mari kita melakukan perjalanan singkat tentang masa depan, masa lalu, dan sekarang.
Bagaimana awalnya
Mari kita mengambil langkah mundur dan melihat sejarah dari brosur sekedar  untuk mendapatkan sekilas gambaran tentang di mana brosur ini pertama kali masuk pasar.
Pada 1450, Johannes Gutenberg memulai bisnis percetakannya yang bisa menjadi tanda dari pencetakan komersial yang dilakukan saat ini. Namun, Cina Kuno sudah mulai menggunakan tinta pada sebuah blok kayu sebagai salah satu bentuk cetakan bahkan jauh sebelum Gutenberg memiliki mesinnya.
Sesudah itu, bisnis mulai menemukan cara mereka berkomunikasi dengan target pasar yang lebih besar. Anda dapat mengatakan bahwa pada saat ini, brosur telah lahir sebagai bagian dari iklan cetak.
Sekarang
Dengan peran yang dimainkan oleh brosur disamping promosi, orang menjadi lebih melekat padanya. Anda selalu dapat menemukannya di setiap toko, lampu merah, pusat perbelanjaan dan bahkan lembaga karena ini juga digunakan untuk keperluan edukasi.
Jika itu belum cukup, beberapa penelitian menunjukkan bahwa 75% dari orang-orang yang melihat brosur berpikir itu sangat bermanfaat sebagai sumber informasi. Juga, 63% dari responden setuju bahwa cetakan ini membantu mereka belajar tentang kegiatan dari daerah tertentu. Sekarang, angka-angka itu jelas mengatakan sesuatu tentang bagaimana brosur ini sedang disukai/dianggap oleh para konsumen saat ini.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya
Bahkan ketika banyak bentuk iklan yang sedang dibuat, Anda tidak bisa segera mengatakan bahwa brosur pemasaran akan hilang begitu saja. Seperti yang Anda telah lihat, entah bagaimana itu begitu kuat dalam menarik perhatian orang, ditambah itu juga memberikan informasi yang benar dan mendidik mereka.
Ini bukan hanya tentang pemasaran pada saat ini. Pengaruh brosur tidak hanya mencakup apa yang akan mereka pilih untuk melakukan pembelian tetapi juga pemikiran untuk belajar sesuatu yang baru.
Jadi sekarang Anda telah mendapatkan gambaran yang jelas mengenai brosur pemasaran, mungkin Anda sudah yakin bahwa strategi ini bernilai investasi.
Tapi ingatlah faktor-faktor yang akan membuat brosur bekerja dengan baik untuk Anda. Yakni desain, pencetakan, dan penyebaran. Pelajari cara mencampur komponen tersebut dengan benar dan Anda pasti bisa mendapatkan hasil maksimal dari brosur Anda.
Sumber : http://www.marketing.co.id/brosur-pemasaran-dulu-kini-dan-nanti/

Fredrik Härén: Kreativitas adalah Soal Membuat Sesuatu yang Tepat, di Waktu yang Tepat

Marketing.co.id - Menghadapi perubahan yang begitu cepat, merek dituntut semakin kreatif. Pertanyaannya, sejauh mana kita bisa berkreasi dan menjadi kreatif? Apakah langit adalah batasnya atau adakah rambu-rambu yang perlu diperhatikan oleh para pengelola merek?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Indonesia Brand Summit 2013 mengundang Fredrik Härén—penulis buku The Idea Book sekaligus pembicara di berbagai seminar di seluruh dunia—hadir sebagai pembicara. Ia bicara seputar creative business.
Berikut ini wawancara Majalah MARKETING dengan Fredrik Härén seputar kreativitas dan branding.
Sejauh apa kreativitas bisa dilakukan?
Kesalahan yang sering dilakukan banyak orang adalah mereka berpikir bahwa kreativitas berarti membuat sesuatu yang sama sekali baru dan berbeda. Ya, jika Anda adalah seorang ilmuwan atau seniman. Tapi, jika Anda adalah seorang pengelola merek, kreativitas berarti melakukan apa yang tepat saat ini untuk menarik minat audiens.
Lihat, berapa banyak uang yang dikeluarkan secara sia-sia oleh banyak perusahaan untuk solusi internet selama 20 tahun terakhir. Hal itu terjadi karena mereka terlalu cepat.
Mereka memperkenalkan e-book 15 tahun yang lalu. Hasilnya tidak ada orang yang mau membeli saat itu. Mereka juga membuat website-website besar, tapi tidak ada seorang pun yang menggunakannya. Mereka sangat inovatif, tapi sayangnya terlalu cepat, yang berarti mereka salah saat itu.
Jadi, bagi saya, ketika hal tersebut berkaitan dengan branding, Anda tidak bisa berkreasi tanpa batas. Kalau Anda ingin melakukan hal tersebut, jadilah seorang seniman. Jika Anda berada di dunia bisnis, segalanya harus bisa dijual.
Banyak orang berpikir bahwa Apple adalah perusahaan yang sangat inovatif. Padahal, jika Anda melihat lebih dekat apa yang mereka lakukan, sebenarnya hanya perubahan kecil dari yang telah ada sebelumnya. Hanya saja, mereka meluncurkannya pada waktu yang tepat.
Mereka tidak membuat MP3 player. Mereka hanya memperbarui yang sudah ada. Namun, tidak terlalu baru hingga konsumen menjadi ragu membelinya. Itulah sebab kita tidak bisa terlalu cepat dalam mengkreasikan sesuatu.
Bagaimana Anda melihat Indonesia dalam hal kreativitas?
Saya merasa sangat positif mengenai hal tersebut. Filipina dan Indonesia sangat dipandang sebelah mata dalam hal kreativitas. Indonesia adalah negara yang besar. Itu artinya ada kesempatan besar di dalamnya. Kebanyakan orang kreatif yang saya temui selama ini adalah orang Indonesia.
Kalau begitu, mengapa Indonesia dipandang sebelah mata? Apa yang salah dengan merek-merek Indonesia?
Merek tidak dinilai oleh Anda sendiri. Konsumenlah yang menilai. Jadi, ini sama sekali bukan kesalahan merek-merek Indonesia.
Akan lebih baik kita memiliki brand yang buruk, ketimbang produk yang buruk. Amerika memiliki merek yang baik, namun produk yang buruk. Kalian di Indonesia mempunyai produk yang baik, namun tidak terlalu baik dalam hal branding. Hal ini merupakan sesuatu yang baik.
Nanti, ketika orang-orang sadar produk Amerika tidak sebaik itu, mereka akan langsung meninggalkan merek tersebut. Karenanya, saya memilih berada di posisi kalian. Hal ini sungguh bukan kesalahan merek-merek Indonesia. Ini karena orang-orang di Barat mengabaikan Asia dan Indonesia.
Apakah ini karena orang Indonesia cenderung pemalu sehingga brand Indonesia kurang kreatif dan akibatnya menjadi kurang dikenal?
Dibutuhkan rasa percaya diri agar bisa menjadi kreatif. Karena kreativitas adalah berani mengambil arah yang berbeda ketika semua orang bergerak ke satu arah yang sama.
Namun, perlu diingat bahwa orang-orang yang kreatif selalu penuh keraguan. Mereka meragukan diri sendiri. Coba lihat Leonardo Da Vinci. Dia membuat begitu banyak lukisan sebelum akhirnya merasa puas.
Orang-orang kreatif adalah orang-orang yang “confidently doubting”. Orang-orang kreatif sejati adalah orang-orang yang rendah hati. Siapa pemain bola terbaik di dunia saat ini? Lionel Messi. Sebelumnya? David Beckham. Apa kesamaan dari kedua orang tersebut? Rendah hati.
Kalau begitu, apa saran Anda untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia?
Mereka harus menjadi perusahaan-perusahaan saja, bukan perusahaan Indonesia. Sebutlah diri Anda sebagai perusahaan kertas, bukan perusahaan kertas Indonesia. Jika Anda bisa melepaskan diri dari batasan-batasan tersebut, maka Anda akan bisa besar.
Misalnya saja Rovio. Mereka berasal dari Finlandia, pegawai mereka juga orang-orang Finlandia. Tapi, mereka tidak menyebut diri mereka sebagai perusahaan Finlandia. Mereka adalah entertainment company.
Sumber : http://www.marketing.co.id/fredrik-haren-kreativitas-adalah-soal-membuat-sesuatu-yang-tepat-di-waktu-yang-tepat/