Friday, December 28, 2012

Creative Strategy in The Marketing Mix : Strategy & Tactics



Think of strategy development as a picking a destination, such as “I want to go to Cleveland”. The strategy is to make the trip. The tactics are how you get there. If I drive, which roads should I take? Should I fly? If so, which airlines have the best rates? Where will I stay? How long will I be there? You need to ask these and a bunch of other questions that deal with the specific actions you must take to get to Cleveland and back.


Another analogy comes from the military: Strategies deal with achieving objectives, like capturing a city. Tactics are the means used to achieve strategies, such as using a combination of close air support, flanking maneuvers from infantry, frontal assaults by tanks, and constant artillery bombardment.


Strategy often deals in long term solutions, such as building brand share. Strategy is concerned with continuity, growth and return of investment. Strategies are very specific and almost always measurable. Tactics are all about getting results quickly and effectively.


-Advertising Strategy-   

Thursday, December 27, 2012

Copywriter is a Playmaker



Bila kita ingin mencari seorang Art Director mungkin akan banyak yang apply, begitu juga dengan Account Executive. Tapi  beda hal nya dengan seorang copywriter, hasilnya tidak akan sebanyak dengan Art Director ataupun Account Executive. Ideal nya dalam sebuah team creative terdapat seorang Copywriter dan Art Director ditambah dengan yang lainnya seperti Graphic Designer, Interactive Designer dan yang lainnya. Nantinya team ini berada dibawah seorang pelatih yang bernama Creative Director.
Semua pemain bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing dan bebas mengeluarkan ide, tetapi sebagai pengatur serangan dan awal dari sebuah proses creative adalah seorang copywriter. Why? Seorang copywriter harus menguasai secara menyeluruh terhadap produk yang akan dibuat. Kelebihan dan kekurangan, perbandingan dengan competitor, apa yang menjadi terpenting buat konsumen dan fakta-fakta lainnya. Semua pemain juga harus mengenal dengan baik produk tersebut tetapi seorang Copywriter harus lebih daripada yang lainnya. Dan pada akhirnya seorang Copywriter harus bertanggung jawab terhadap : 1. Consumer Research. 2. Meeting dengan Client pada saat menerima brief maupun pada saat presentasi, seorang Copywriter harus bisa menjelaskan the idea dan mempertahankannya. 3. Public Relations, dalam pembuatan news releases, plan promotion & event.

Tuesday, November 27, 2012

Concepting Approaches


Several simplified approaches to concepting
1.       Show the product
 Establish or reinforce brand identity. Period.
2.       Show the benefit
 What happens when you use it? What does it do for you? 
3.       Show the alternative
 What happens when you don’t use it, or when  you use the competition?
4.       Comparison
 Compare it to other products or offer a metaphor
5.       Borrowed interest
 Introduce something seemingly unrelated
6.       Testimonial/case history
 Present an endorsement or description of what it’s done for someone else, whether a
 celebrity or an ordinary person.

Wednesday, October 10, 2012

Concept is More

Mendengar kata “Konsep”, apa yang ada dalam pikiran loe? Ide, makna, pesan, filosofi, atau roh dalam sebuah visual. Apapun itu, intinya dalam mengeksekusi sebuah karya design loe harus punya alasan yang kuat yang melatar belakangi kenapa bisa sampai jadi visual seperti ini.

Ketika client bertanya apa yang membuat kamu beda dengan yang lainnya? Kalo jawabannya hanya “Ooh..saya bisa bikin logo yang bagus, dijamin deh..saya kasih murah lagi. Kalo ga percaya tanya aja toko sebelah “. Wekz..jawaban yang klise. Apakah bagus itu ada ukurannya? Ketika loe dan teman masuk ke rumah makan padang yang mewah, loe akan dihidangkan dengan berbagai macam pilihan makanan berkolesterol tinggi tapi nikmat. Tentu saja loe akan ngambil makanan yang bikin loe ga nahan, loe dan teman loe itu bisa jadi beda seleranya. Memilih itu adalah sebuah proses dengan mempertimbangkan unsur suka ga suka, bisa ga bisa, mau ga mau. Ukurannya sangat subyektif sekali. Kalo udah begitu repot kan? Kalo yang jadi decision maker cuma satu, masih bisa loe turutin, tapi kalo decision maker nya ada 10 orang dan punya selera yang beda-beda, apa yang terjadi? Loe akan lebih milih jualan gorengan ketimbang jadi designer.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan menawarkan konsep. Penggabungan antara konsep yang menarik dan eksekusi yang ciamik akan membuat client berdecak kagum, dan loe tidak mungkin mendengar kalimat seperti ini “Ada alternatif lain ga?”. Kalo si client sudah jatuh cinta dengan design-nya, setidaknya harga sudah tidak jadi pertimbangan lagi. Contohnya gini, loe disuruh membuat iklan tentang salah satu bank. Salah satu benefit nya adalah “transfer uang yang cepat”. Kalo yang sederhananya kita akan berpikir, gambar tangan yang sedang memegang uang ditambah dengan copy yang cukup mengganggu mata. Visual tersebut memang ga ada salahnya, tapi kalo digali lebih dalem lagi, loe bakal ketemu ide yang lebih gila lagi, misalnya gambar uang tersebut sedang dikejar oleh seekor cheetah, atau uang berbentuk roket, ataupun yang lainnya. Cara menggali ide nya, udah pernah dibahas di artikel sebelumnya “How to Create a Big Idea”. Jadi jangan hanya sekedar layout yang ditawarkan, tapi loe harus membuat roh di dalam visual yang loe ciptakan! 

Friday, October 5, 2012

How to Create a Big Idea (2)



Jika ada yang pernah membaca salah satu buku Budiman Hakim yang berjudul “Lanturan tapi Relevan” kamu ga bakal asing lagi dengan ide yang satu ini. Om Bud menyebutnya dengan “Dendeng” karena pada saat brainstroming ada yang melontarkan kata “Dendeng”.

Minimal ada 3 orang yang mengikuti  brainstroming ini. Secara bergantian, masing-masing orang menyebutkan sebuah kata secara acak, cepat dan spontan.  Kemudian dari semua kata yang didapat delete semua kata selain kata benda. Sekarang, tiap orang memiliki minimal 2 buah kata benda, dan berikan ke teman yang ada disebelah kanan. Buat sebuah cerita dengan menggunakan 2 buah kata benda tersebut dan tentu saja kedua benda tersebut harus saling berkaitan. Kemudian kembalikan kembali kata tersebut ke asalnya. Kini tiap orang memiliki 2 buah kata benda dan 1 buah cerita. Sekarang saatnya membuat sebuah cerita yang berhubungan dengan produk yang dikerjakan based on the story you have!