Pernah menerima tantangan Ice
Bucket Challenge atau bahkan menantang seseorang untuk melakukan Ice Bucket
Challenge? Itulah fenomena yang terjadi saat ini. Banyaknya video dan foto
tentang artis, olahragawan maupun CEO terkenal melakukan siraman dengan air es
yang dingin memang sedang mendunia saat ini. Ice Bucket Challenge digunakan
untuk menantang seseorang dalam melakukan hal yang sama yaitu menyiram seluruh badan dengan
menggunakan air es. Aturan yang dibuat cukup simple yaitu membuat video dengan
mengambil seember air es dan menyiramnya dari kepala hingga mengenai semua
badan, lalu posting video tersebut di social media dan dalam video tersebut Anda
diminta untuk menantang teman atau siapapun untuk melakukan hal yang sama. Jika
tidak ada kelanjutan dalam 24 jam (orang yang Anda tantang tidak berani), orang
tersebut diharuskan membayar 100 dollar yang akan disumbangkan ke penderita ALS
(Amytrophic Lateral Sclerosis) atau yang dikenal dengan penyakit Lou Gehrig.
Sejak kemunculannya di Amerika
pada 30 Juni lalu lewat sebuah program TV Amerika, Golf Channel Morning Show,
tren ini kemudian menyebar dengan cepat melalui efek viralnya di internet.
Apa yang menyebabkan fenomena ini
ini begitu cepat menyebar? Jika kita cermati ada beberapa hal yang
mendukungnya.
Ice Bucket Challenge berasal dari
Amerika yang notabene penduduknya terdiagnosa dengan ALS sekitar 5.000 orang
per tahunnya.
Mungkin sebagian orang mengkritik
kenapa harus menyiramkan air es di kepala di saat sebenarnya Anda bisa langsung
saja menyumbang uang pada organisasi itu?
Dengan adanya tantangan personal ke orang
lain untuk melakukan hal yang sama dalam bentuk video yang akan diposting di social
media, tentu saja hal ini akan membuatnya berkelanjutan terlebih jika dilakukan
oleh orang yang terkenal dengan jumlah followers yang begitu banyak akan dengan
mudah fenomena ini menyebar dengan cepat.
Tujuan sosial yang digunakan akan mempercepat penyebarannya, walaupun mereka memilih menyiram air es, mereka tetap menyumbangkan dananya.