Pertanyaan yang sering muncul ketika kita mulai melakukan
promosi, kalau saya cetak brosur, berapa banyak yang telepon? Kalau saya pasang
iklan di koran, sales nya bakal naik jadi berapa?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengenal terlebih
dahulu segmentasi produk atau gampangnya produknya ditujukkan kepada siapa?
Akan lebih baik jika digunakan dengan metode “Model” yang mewakili sejumlah
perilaku dan aktivitas konsumen yang kita tuju. Karena sifat & perilaku
konsumen begitu kompleks, dengan menggunakan metode ini kita dapat
menyederhanakannya. Setelah kita menyimpulkan aktivitas dari “Model” tadi, barulah
ditentukan konsep dan medium yng terintegrasi secara menyeluruh untuk
mendekatkan produk kita ke konsumen yang diwakili oleh “Model” tadi.
Pengukuran efektivitas iklan bisa dilakukan beragam, seperti
pemahaman produk, pengingatan dan penjualan, tergantung mana yang ingin di achieve.
Yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui dengan peningkatan penjualan, sedangkan
yang berkaitan dengan awarness dapat diketahui dengan riset image yang
meningkat, dll.
Penjualan itu sendiri akan sangat sulit untuk diukur, banyak
faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan konsumen dalam membeli. Misalnya
ketika kita beriklan di koran, prediksi biasanya berdasarkan jumlah pembaca
koran tersebut, ini pun tergantung dari penempatan halaman, ukuran, dll. Begitu
juga dengan medium lainnya tidak ada yang menjamin, iklan yang kita pasang di media
dengan jumlah pembaca x, maka iklan kita akan dilihat sejumlah pembaca x
tersebut.
Iklan adalah salah satu sarana penunjang untuk kegiatan
marketing. Semuanya balik lagi kepada produk itu sendiri, jika distribusi,
service, after sales, dll semuanya memuaskan konsumen maka dengan beriklan
proses untuk pencapaian market leader akan lebih cepat.
Mencari konsumen itu sama halnya ketika kita mencari
pasangan hidup, dengan mengikuti beragam aktivitas tentu saja akan lebih mudah
mendapatkan pasangan ketimbang berdiam diri di dalam kamar, bukan?
No comments:
Post a Comment