Saturday, September 28, 2013

Arsitek Vs Tukang Kayu

Tergelitik hati saya ketika membaca beberapa komentar dari sebuah situs jejaring sosial, bahwa Profesi Designer Grafis di Indonesia tidak berbeda jauh dengan tukang setting! Wouw..

Sebuah profesi yang menurut saya untuk biaya kuliahnya pun tidak bisa dibilang murah, terlebih buku-buku design grafis yang harganya lumayan mahal dan tidak bisa difotocopy karena keterbatasan warna.

Kondisi design grafis tidak berbeda jauh dengan industri musik di tanah air, yang mudah untuk dibajak. Dengan mesin pencari google, jika beruntung kita bisa menemukan gambar yang diinginkan, kemudian dijiplak atau melalui sebuah proses yang dinamakan editing maka jadilah sebuah karya.

Belum lagi bersaing dengan percetakan yang biasanya meng-GRATIS-kan jasa design, mulai dari kartu nama, brosur bahkan sampai majalah sekalipun! Miris memang melihatnya...
Banyak orang awam hanya melihat, orang yang bisa menguasai software grafis dianggap sebagai designer grafis. Ini memang potret yang terjadi di industri ini.

Tetapi apa yang sebenarnya membedakan antara designer grafis dengan orang yang hanya menguasai software grafis? Seorang Arsitek dan Tukang Kayu sama – sama bisa membangun rumah lalu apa yang membedakannya?

Konsep

Sebelum mendirikan sebuah bangunan tentu saja seorang Arsitek harus berkonsultasi dengan Sang Pemilik. Dia harus menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang keinginan, impian, ruangan dan warna favorit bahkan hobby Sang Pemilik. Dalam hal ini bisa dikatakan “insight” Sang Pemilik.
Sama halnya dengan designer grafis, bukan sekedar eksekusi dengan software grafis, tetapi mereka harus memikirkan pesan yang tepat kepada konsumen yang dituju. Sebelum menemukan itu mereka harus “berkenalan” dengan target mereka...tak kenal maka tak sayang. Dari situ maka didapat permasalahan konsumen, karakter komunikasi yang tepat, strategi komunikasi yang efektif, konsep visual yang menarik dan hal-hal konseptual lainnya.

Mungkin tidak semuanya melewati tahapan demikian tetapi paling tidak seorang designer grafis harus menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai produk atau jasa yang akan dikerjakan.

Kreativitas

Seorang Arsitek ketika diminta untuk membuat ruang tamu model minimalis, tentu saja dia bisa mengeksekusinya dalam beberapa alternatif yang disesuaikan dengan gaya Sang Pemilik.

Ketika seorang designer grafis menerima brief, mereka harus bisa mengembangkannya, tetapi masih dalam batasan yang disesuaikan dengan target mereka. Dalam hal ini dibutuhkan jam terbang dan wawasan yang luas.

Estetika

Penataan ruangan, pemilihan material, warna dan sebagainya yang menimbulkan rasa nyaman bagi Sang Pemilik tentu saja dimiliki oleh seorang Arsitek.
Begitu pun dengan keseimbangan warna, typografi, penempatan gambar dan text (layout) yang membuat nyaman pembaca dipahami dengan betul seorang designer grafis.

Banyak orang yang tidak mau tahu proses kreatif yang dijalankan, mereka hanya menginginkan Cepat, Bagus & Murah. Tetapi ini semua balik lagi kepada kita sebagai seorang Designer Grafis, apakah kita mau menciptakan kualitas bagus. Banyak yang mengeluh bahkan menyerah ketika design yang diajukan tidak diterima oleh client, sebaiknya hal seperti ini justru memacu kita untuk terus berkarya dengan hasil terbaik agar terjadi jarak yang jauh dengan tukang setting.

Monday, September 16, 2013

Digital Campaign Strategy...interactive and cool strategy


Volkswagen GTI Bannerbahn
Volkswagen is putting the reflexes of the Dutch public to the test with a race over the biggest sites of the Netherlands. The new Golf GTI will race through on asphalt painted versions of the websites. On September 13, the person that catches the car with a mouse click first wins the actual car. The campaign seamlessly integrates the physical world with the digital space.



Colgate : There's Someting in Your Tweet
Let's Colgate tip off your friends anonymously through Twitter about food stuck in there teeth. We'll also send them a $1 off coupon for a new Colgate Slim Soft toothbrush to make sure it never happens again.




Intel : Bid with tweets
You just have to tweet with the special hastag to reduce the price. At the end 20 fast user will be able to buy Ultrabook.




Friday, September 13, 2013

Siomay Pink, Berangkat dari Hati yang Paling Dalam

Mungkin dari beberapa rekan pernah mendengar bahkan mengenal sosok Sriyono, si penjual siomay pink. Merupakan kisah lama, tetapi saya tertarik untuk menulisnya kembali disini melihat perjuangan beliau yang sangat luar biasa. Bahkan mesin pencari google menyebut 290,000 hasil pencarian. Yang menjadi pertanyaan bagi saya, kenapa sepeda tersebut harus dicat dengan warna pink bahkan dengan pernak pernik dan seragam pink? Kenapa tidak dengan warna merah yang lebih nge-jreng, apakah hanya sekedar branding? Ternyata dibalik itu tersimpan kisah perjuangan hidup yang sangat berliku.

Pria kelahiran 21 Juli 1954 telah bergelut di dunia siomay selama 32 tahun, puncak sukses diraihnya pada tahun 1996, ketika berhasil membuka outlet siomay di salah satu mal kelas atas, yakni Plaza Senayan yang kemudian berlanjut hingga lebih dari 10 mal. Pendapatannya saat itu mencapai 2 milyar per tahun! Tinggal di ibukota dengan duit melimpah ketika itu bagai hidup di surga. Bahkan ketika krisis 1998, dia justru masih bisa mendirikan outlet di beberapa tempat lain.
Tahun 1999, Sriyono mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang putri dari keluarga polisi. Pernikahan yang tidak direstui oleh pihak keluarga istri, kemudian menjadi bom waktu baginya.

Tahun 2004 merupakan ujian yang maha dahsyat dalam hidupnya, hak paten Siomay Senayan dijual dan bisnisnya kolaps. Dan puncaknya, sang istri menggugat cerai. Dia juga harus berpisah dengan kedua anaknya, hidup nggak jelas dan nggak punya apa-apa, bahkan hanya baju yang melekat di badan yang dimilikinya. 5 tahun dijalankan dengan keadaan seperti itu.

Awal 2010, dia mendapat bantuan modal dan berusaha merintis kembali usaha siomay nya di suatu tempat di kawasan blok m dan ternyata bangkrut kembali. Akhirnya di pertengahan Juli 2010, dia memutuskan untuk kembali ke konsep awal dia berjualan, yakni dengan bersepeda tetapi dia ingin mengemasnya dengan tampilan yang eksentrik. Dengan modal nekat dan serba utangan, dia berangkat dari minus dan cucuran air mata.
Dia teringat kepada anaknya yang kebetulan suka dengan warna pink, maka tanpa banyak berpikir dia pun memutuskan untuk menggunakan warna tersebut. Mulai dari sepeda, kotak kayu bahkan panci pun dibalut dengan warna pink! Sriyono juga mengenakan kaos dan celana pendek pink, tidak ketinggalan di depan sepeda terdapat keranjang pink dengan boneka teddy bear pink duduk di dalamnya. Semua itu mewakili rasa rindu kepada anaknya  yang hampir 6 tahun tidak pernah bertemu. Siomay pink ini betul-betul berangkat dari hati yang paling dalam.

Tapi dengan usahanya yang tampil nyentrik itu, tidak semudah yang dibayangkan. Hampir setiap hari Sriyono menjadi bahan ejekan. Bahkan ada yang sampai mengatakan waria. Tetapi semua dilewatinya dengan hati yang ikhlas dan konsisten dengan apa yang dilakukan. Usahanya membuahkan hasil dengan menjadi topik pembicaraan di jejaring sosial bahkan sampai diliput oleh sebuah stasiun televisi nasional. Popularitasnya menghantarkan Sriyono mewujudkan cita-citanya, yakni bertemu dengan sang anak.

Mungkin saat ini, siomay pink sudah banyak yang mengikuti, tetapi warna pink menjadi arti tersendiri bagi perjalanan hidup Sriyono.


Sungguh luar biasa....!

Sumber :

Thursday, September 12, 2013

Belajar dari Strategi Kampanye UBB

Beberapa pekan lalu, Jakarta dihebohkan dengan fenomena aneh. Terbelit masalah mungkin sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan. Tapi terbelit yang satu ini sungguh sangat berbeda, seorang pria dengan tubuh terbelit menggantung diatas billboard di jalan Gatot Subroto dengan ketinggian kurang lebih 12 meter dan anehnya dia tidak menunjukkan ekspresi ketakutan ataupun kesakitan, justru sebaliknya terlihat senang dan tersenyum sesekali melambaikan tangan kepada masyarakat yang menonton aksinya. Hal serupa juga terjadi di Kemang dan di acara Car Free Day.

Walaupun saat itu belum diketahui maksud sesungguhnya para pria tersebut, namun fenomena tersebut sudah bisa dipastikan ada kaitannya dengan publikasi dari sebuah brand.

Kemudian berlanjut di dunia maya, dengan para buzzer yang memiliki account twitter dengan follower lebih dari 2000 orang yang men-twit dan menggunakan hastag orang terbelit, secara otomatis folower – folower mereka yang mulanya tidak mengetahui akan ikut penasaran dan mencari informasi serta videonya.  

Fenomena tersebut terjawab sudah ketika muncul sebuah iklan televisi yang menampilkan banyak orang terbelit dengan tali besar warna jingga, yup iklan untung beliung britama (UBB) dengan tema “terbelit untung” karya Fortune Indonesia.

Dari sini kita dapat belajar, sebuah contoh teaser campaign yang dilakukan bank britama sebelum meluncurkan program undian untung beliung britama 2013. Tujuannya adalah untuk menciptakan efek buzz di masyarakat sebelum produk diperkenalkan.

Kemudian fenomena virus vicky prasetyo, apakah ini juga termasuk pencitraan? :)

Wednesday, September 11, 2013

Nasehat Richard Branson untuk Pengusaha Muda

Bagi kalangan pebisnis siapa yang tak kenal dengan Richard Branson salah satu pengusaha terkaya di dunia yang telah mendirikan 360 perusahaan di bawah bendera Virgin Group. Pria kelahiran Blackheath, London, 18 Juli 1950 ini, sukses mendirikan bisnis pertama kali pada umur 16 tahun dengan mempublikasikan sebuah majalah yang bernama Student. Selain itu, merek Virgin yang diciptakan Branson tumbuh dengan pesat pada tahun 1980-an setelah mendirikan Virgin Atlantic Airways dan melakukan ekspansi untuk Virgin Record.

Di samping itu, lelaki yang sudah berumur 62 tahun itu sering mempunyai ide-ide yang bisa di bilang “gila” karena ide tersebut belum pernah ada yang melakukannya, salah satu ide yang sudah dilakukannya yakni bertamasya di bawah laut dengan menggunakan kapal selam. Dengan berhasilnya perjalanan di bawah laut, sampai-sampai Branson mempunyai ide, bagaimana bisa berpiknik ke luar agkasa dengan pesawat ulang-aling pribadi.

Dengan bergelimang harta bagi Branson, tidak membuatnya pelit untuk berbagi ilmu. Pada suatu waktu ia bersimpati kepada seorang ayah dari Texas dan meminta nasehat kepadanya tentang anaknya, yakni seorang yang menggeluti bisnis pemotongan rumput di daerah itu, yang tidak pernah berkembang dalam menggeluti usahanya.

Dengan mempunyai pengalaman yang segabrek bagi Branson tidak sulit untuk memberikan nasehat pada anak muda itu. Ada 4 nasehat yang diberikan oleh Branson kepada anak muda tersebut:

Nasehat pertamanya mengatakan apakah harga yang diberikan sudah tepat?
Biasanya jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka pelanggan akan enggan memakai jasa kita. Branson menawarkan untuk mencoba radikal Like a Virgin. Caranya dengan menawarkan untuk memotong rumput kepada masayarakat secara gratis, dan jika pelanggan itu bahagia dengan hasil kerja Anda, mereka bisa membayar berapapun jumlahnya yang mereka anggap sesuai. Dengan begitu biasanya Anda akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelummnya.

Nasehat keduanya, coba gunakan peralatan yang terbaru
Masyarakat biasanya akan lebih menyukai kebunnya bisa dibersihkan dengan peralatan yang terbaru. Jadi coba cari cara untuk membeli peralatan terbaru agar para pelanggan selalu terpuaskan. Banyak para pelanggan yang melihat hasil kerja dengan peralatan terbaru, karena baik kecepatan waktu dan kebersihan dari hasil kerja itu akan terlihat.

Nasehat ketiganya, selalu memperluas layanan yang Anda tawarkan
Dalam memotong rumput adalah pekerjaan yang tidak sulit, jadi banyak juga orang yang bisa melakukannya dengan sendiri. Maka untuk menutup kemungkinan tersebut tidak ada salahnya Anda memberikan pelayanan yang beda seperti, membersihkan kebun, membersihkan mobil dan lain sebagainya. Ini membuat usaha Anda akan melebarkan sayab kepada usaha yang lain, yang mungkin nanti cocok dengan profesi dari Anda sendiri.

Nasehat keempatnya, coba menyumbangkan sebagian hasil Anda ke badan amal
Dengan menyumbang ke badan amal untuk kepentingan masayarkat. Ini membuktikan bahwa Anda juga peduli kepada masyarakat yang membutuhkan. Dan pastinya usaha Anda akan dilihat orang dan bisa jadi bisa terus berkembang dan maju.


Sumber :
http://www.marketing.co.id/?s=richard+branson

Thursday, August 29, 2013

God is My CEO

Cari Nama Dulu, Baru Untung

Siapa yang tidak kenal D’Cost, restoran seafood ini cukup fenomenal di jagat industri kuliner. Dalam waktu relatif singkat, perusahaan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat dan restorannya selalu ramai dikunjungi para penikmat seafood. Perusahaan ini bukanlah perusahaan triliunan rupiah yang bisa mengeluarkan puluhan miliar untuk beriklan di televisi. Namun, perusahaan ini punya kiat untuk bisa populer dengan bujet terbatas.

D’Cost selalu mengeluarkan promosi diskon gila-gilaan. Contohnya, Makan Sepuasnya, Bayar Sesukanya, Diskon Sesuai Umur, sampai Diskon Gerombolan. Makin banyak gerombolan yang datang, makin banyak diskonnya. Kalau pemiliknya bilang, “Hanya orang bodoh saja yang mau melakukan promo ini”.

D’Cost melakukan sejumlah strategi yang boleh dikata berani keluar dari pakem-pakem yang ada. Serangkaian promonya yang unik dan sama sekali berbeda memang menarik untuk diikuti. D’Cost seperti membawa petunjuk baru dalam berbisnis restoran. Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh perusahaan yang sudah berumur enam tahun ini sejatinya dapat pula dipraktikkan oleh bisnis-bisnis lainnya.

Aroma kreativitas selalu tercium pada setiap strategi yang dijalankan D’Cost. Ciri khasnya ialah selalu menimbulkan rasa penasaran dan membuat geger. Tentu saja kesuksesan D’Cost dalam melakukan strategi pemasaran ini tak lepas dari tangan dingin Sang Nahkoda PT Pendekar Bodoh (D’Cost), David Vincent Marsudi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang gaya kepemimpinan dia, bisa disimak hasil wawancara dia dengan jurnalis Majalah MARKETING, Andri Darmawan dan fotografer Asep Tony. Berikut petikannya.
Bisa diceritakan awal-awal terjun ke bisnis restoran seafood?

Begini, enam tahun silam, seafood itu sering dipersepsikan mahal. Padahal, makanan ini termasuk sehat dan lezat. Dari situ kami berpikir, bagaimana bisa menyediakan makanan seafood seharga ibu masak di rumah sehingga bisa dinikmati oleh semua segmen. Muncullah D’Cost ini.

Tantangan pertama yang dihadapi ketika itu?

Proses pengadaan bahan baku. Ini yang paling sulit. Terus terang latar belakang saya dan sebagian rekan di D’Cost dari properti. Seafood itu berbeda dari makanan berbahan baku ayam atau sapi yang jumlahnya melimpah. Seafood itu seasonally, begitu musimnya tiba, harus membeli sebanyak mungkin untuk persediaan. Setelah dibeli, persoalan berikutnya penyimpanan. Setelah kami pelajari, ternyata ada metodenya. Jadi, bila disimpan pada suhu -25ºC, bahan baku akan tahan 3 bulan, tetapi kalau ditaruh pada suhu 4ºC, bisa tahan 3 hari, dan apabila ditempatkan pada suhu ruangan cuma tahan 3 jam. Jadi, 3 bulan, 3 hari, dan 3 jam. Kalau barangnya fast moving kami taruh di suhu 4ºC. Dari ilmu ini kami bisa memasok bahan baku secara aman ke setiap cabang hingga sekarang. Kemudian, untuk bagian lainnya, tidak ada masalah karena manajemennya sama dengan bisnis-bisnis pada umumnya.

Lokasi pertama D’Cost di mana?

Kemang, Jakarta Selatan. Sengaja kami pilih di sana agar menarik perhatian masyarakat. Sebab strategi kami ialah cari nama dulu baru untung. Seperti yang kita ketahui, Kemang merupakan daerah elite, umumnya restoran yang berdiri di sana adalah restoran premium. Nah, tiba-tiba muncul D’Cost, restoran harga kaki lima, dengan mutu bintang lima. Alhasil, gegerlah masyarakat sekitar sana. Dari segi nama perusahaan pun kami buat unik, yakni PT Pendekar Bodoh.Mengapa kami menggunakan nama yang agak nyeleneh, karena prinsip memilih nama agar mencuri perhatian hanya ada dua cara, nama yang bagus sekali, atau sebaliknya. Dan kami pilih yang sebaliknya.

Tetapi, setiap nama pasti memiliki filosofi, bukan?

Benar, mengapa PT Pendekar Bodoh? Umumnya sebagai konsumen, kita pasti ingin membeli barang bagus dengan harga murah, dan sebagai pengusaha ingin menjual barang bagus dengan harga yang mahal itu lazim. Nah, filosofi bisnis kami adalah give and receive. Memberi dulu, nanti pasti akan menerima. Pengusaha semacam ini menurut kami bodoh, tetapi jiwanya pendekar karena bertujuan membantu orang, wong memberi kok. Karena itu, nama PT Pendekar Bodoh dipilih. Sama halnya PT Bocuan Gapapa yang menaungi brand terbaru kami, D’Stupid Baker. Prinsip kami memulai bisnis itu tidak untung dulu tidak apa-apa, yang penting nama tenar. Bila skala ekonomi usaha semakin besar, keuntungan nanti pasti akan datang. Contoh, Google dan Yahoo, mereka perusahaan raksasa yang dimulai dari memberi gratis dulu kepada orang-orang.

Strategi D’Cost banyak yang terkenal nyeleneh, boleh tahu alasannya?

Nyeleneh-nya bukan asal nyeleneh. Seperti yang sudah dijelaskan, filosofi bisnis kami adalah give and receive, maka dalam membuat strategi pun harus too good to be true. Artinya apa? Strategi tersebut harus memiliki nilai. Contoh program “Diskon Sesuai Umur” yang membuat anak-anak semakin cinta pada orangtua, terutama di hari Selasa. Dengan program ini, keluarga yang makan di D’Cost bisa mendapat diskon berdasarkan umur tertua dari anggota keluarganya. Misal, yang paling tua berumur 70 tahun, maka diskonnya 70%.

Kemudian, untuk segmen anak muda, kami juga ada program “Diskon Sesuai Umur”. Pelanggan cukup membayar sesuai umur mereka. Misal, Anda makan habis Rp10.000, dan umur Anda 20 tahun, maka yang dibayar cukup 20% saja, atau Rp2.000. Lalu, untuk karyawan yang rata-rata berumur di bawah 30 tahun, kami menghadirkan D’Cost Quick. Saat ini lokasinya masih di Plaza Festival, Kuningan, Jakarta. Yang spesial dari sini adalah paket menu Rp10.000 plus es teh manis. Paket menu ini sengaja dibuat karena kami menyadari bahwa rata-rata dari mereka adalah first jobber yang uang makannya belumlah seberapa.

Program lain yang tak kalah unik misalnya “Uang & Doa”. Di setiap hari keagamaan, kami adakan program untuk pelanggan cukup menulis doa di secarik kertas. Doanya terserah, lalu berikan kepada pihak D’Cost, maka itu sudah setara dengan membayar 50%. Ini dilakukan hanya pada cabang-cabang tertentu, yang informasinya bisa dilihat pada website, Facebook, serta Twitter D’Cost.

Apa kunci membuat promo yang menarik?

Simpel, posisikan diri Anda sebagai konsumen. Gali kebutuhan dasar mereka, lalu buat program yang memfasilitasi kebutuhan tersebut. Dan, upayakan agar membuat promo yang konsumen tidak kuasa menolaknya. Salah satu contoh program kami yang cukup menuai respons positif adalah Program Paket Nikah, “Hamil Dulu Baru Bayar”. Program ini menyedot minat yang besar. Misinya ingin membantu pasangan menikah yang ingin resepsi tetapi tidak punya biaya. Program ini berlangsung setiap hari Minggu di D’Cost WTC Mangga Dua, Jakarta. Syaratnya sangat mudah, cukup fotokopi KTP dan surat nikah, lalu ajukan ke kami.

Sampai sekarang, apakah sudah ada yang membayar?

Sejak diluncurkan di awal tahun 2012 sampai sekarang belum ada yang membayar. Apakah kami pusing? Tidak, karena tugas D’Cost hanya menjalankan misi sebagai perusahaan F&B yang membawa manfaat bagi masyarakat. Selebihnya biar “departemen Tuhan” yang mengatur.

Apa yang menginspirasi Anda melakukan itu?

Kesadaran bahwa di atas segalanya, Tuhan-lah yang mengatur dan menjadi bos saya. Ada salah satu buku yang cukup menginspirasi bagi saya dan teman-teman, berjudul God is My CEO, penulisnya Larry Julian. Isi buku tersebut menjelaskan, kalau CEO-nya Tuhan, kebijakan apa yang akan diambil? Ini menjadi suatu tantangan bagi pebisnis dalam mengambil keputusan di segala bidang. Pikirkan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang kita inginkan. Akan ada banyak kejutan bila ini dapat dilakukan dengan ikhlas, bahkan akan mendobrak hukum ekonomi yang dipelajari selama ini.

Apa strategi di tahun depan?

Yang jelas, kami masih akan menawarkan promo-promo unik. Beberapa yang sudah berjalan masih terus dipertahankan, seperti Up to You Price, Makan Sesukanya, Bayar Sesukanya pada setiap pembukaan cabang baru di hari Rabu selama sebulan. Program ini sudah enam tahun. Lalu, yang kedua, promo Diskon Umur, ini juga sudah berjalan tiga tahun lebih, dan masih akan dijalankan tahun depan. Bila di tahun ini kami menelurkan dua brand baru, yaitu D’Cost Quick dan D’Stupid Baker, di tahun depan akan tetap sama dengan merilis brand-brand baru yang bergerak di sektor usaha F&B yang oleh masyarakat umumnya dikenal mahal, akan kami buat menjadi makanan yang terjangkau dengan rasa berani bersaing.

Apa rencana D’Cost selanjutnya?

Yang paling dekat dulu, kami akan membuka 13 cabang dari 57 cabang di tahun 2013, dan membuka 50 D’Cost Quick, serta 50 D’Stupid Baker. Kami juga mau menawarkan franchise. Konsepnya akan berbeda dari franchise yang lain. Gambarannya, kami akan mengawinkan franchise dengan properti. Jadi, selain usaha, para mitra bakal memiliki aset berupa properti. Keuntungan yang didapat ganda, dari profit bisnis, dan gain investasi properti. Orang menjalankan bisnis restoran itu keuntungannya belumlah besar bila belum memiliki properti sendiri. Dan, nilai investasi properti pun cenderung lambat bila hanya “dijemur”, atau tidak difungsikan sama sekali. Perpaduan ini kami yakin akan menjadi sesuatu yang inovatif dan menguntungkan bagi mitra. Nah, untuk jangka panjang, nantinya di tahun 2015, kami ingin go international, lalu pada tahun 2018, mudah-mudahan sudah bisa go public.


cerdassss...................


Monday, July 8, 2013

Dicintai Konsumen

Jika kita harus memilih dua pertanyaan berikut, mencari konsumen baru atau mempertahankan konsumen yang sudah ada, manakah yang anda lebih prioritaskan? Berikut beberapa strategi untuk mempertahankan konsumen, agar tidak pindah ke lain hati.

Produk dan Layanan Berkualitas
Marketing terbaik adalah pada kualitas produk dan layanan. Fokus pada produk dan layanan yang diberikan dengan menciptakan SOP (Standar Operating Procedure) sehingga produk dan layanan yang diberikan merupakan yang terbaik yang sampai ke tangan konsumen. Lakukan training ke karyawan tentang SOP ini dan monitoring mulai dari proses awal, untuk usaha dalam skala kecil tentu akan lebih mudah dalam proses monitoring. Jika promo berjalan dengan baik, tetapi konsumen tetap tidak puas dengan produk atau layanan yang diberikan, cepat atau lambat kita akan ditinggalkan.

Ciptakan Inovasi
Kebutuhan konsumen akan terus berubah. Saat ini industri digital berkembang dengan pesat. Jika kita menawarkan mesin ketik di era saat ini tentu akan sangat sulit, bukan? Inovasi bisa dalam hal produk maupun dalam bentuk pelayanannya. Contoh produk, dengan menciptakan varian baru, inovasi kemasan, ataupun peningkatan kualitas produk. Dari segi pelayanan, menciptakan sistem pesan antar, aplikasi dan transaksi via mobile dan pelayanan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang intinya adalah memudahkan.

Program Promosi
Jika kita ditraktir oleh teman, pasangan atau siapapun tentu kita akan senang. Tidak ada salahnya kita memperlakukan hal yang sama kepada konsumen kita. Program potongan harga/ diskon, paket produk / bundling, point rewards merupakan beberapa jenis program promosi yang bisa kita terapkan. Semuanya bisa dikemas dengan menarik, misalnya untuk potongan harga bisa diberikan secara langsung ataupun dengan persyaratan tertentu, diskon berdasarkan umur konsumen, plat nomor kendaraan, games dan yang lainnya. Paket produk banyak kita lihat pada usaha kuliner, paket ini bisa kita gabungkan dengan bekerjasama produk lainnya. Point rewards, tentu kata yang tidak asing di industri perbankan. Kita dapat menerapkannya pada usaha kita, tentu saja sistem dan aturan mainnya bisa disesuaikan masing-masing.

Program Member Card
Merupakan salah satu program yang wajib dijalankan. Banyak sekali program yang bisa dijalankan dimulai dengan member card, tidak hanya untuk membangun loyalitas konsumen, tetapi kita dapat mengetahui profil konsumen kita dari sisi demografis dan geografis. Dengan program member card ini merupakan cikal bakal terbentuknya komunitas dan secara tidak langsung kita dapat mengetahui sejauh mana brand awarness usaha kita. Pelayanan yang diberikan kepada member card tentu saja harus dibuat berbeda dengan non member. Mungkin saja, suatu hari member card kita bisa layaknya seperti kartu atm, credit card yang memberikan potongan harga di merchant-merchant tertentu dan lainnya. Bila sudah seperti itu, bayangkan brand kita sudah sebesar apa.

Friday, June 28, 2013

“Menikah” dengan Konsumen Anda

Konsumen Indonesia memiliki beberapa karakter unik yang perlu dicermati. Pengenalan karakter ini berguna untuk menyusun strategi pemasaran. Untuk itu diperlukan data-data yang akurat melalui riset. Bila dilakukan dengan tepat, kita dapat mengetahui apakah produk atau jasa yang telah diberikan telah memuaskan konsumennya atau tidak atau bahkan sampai dalam tahap antusias.
Kita dapat mengenali konsumen dengan jelas dari aspek geografis, demografis dan psikografis. Analisa peluang di pasar, permasalahan yang terjadi, ataupun potensi yang ada yang dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Pada umumnya digunakan 2 metode riset, kuantitatif dan kualitatif.
Kuantitatif berfokus pada angka, statistik dan presentase. Cara yang digunakan bisa melalui survei dan obeservasi. Sedangkan riset kualitatif, perilaku konsumen dapat diketahui dengan lebih baik, karena metode ini menggunakan teknik wawancara dengan lebih mendalam bisa secara kelompok maupun individu. Strategi pemasaran yang tepat bisa kita temukan disini.

Banyak pemasar yang tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada konsumen tentang produknya. Banyak yang hanya berbicara mengenai harga, padahal harga bukan menjadi faktor penentu bagi konsumen, terlebih bagi kalangan premium. Poin yang paling penting yang harus diangkat adalah difrensiasi produk. Karena itu menikahlah dengan konsumen kita untuk mendapatkan difrensiasi yang tepat.

Monday, June 24, 2013

Efektifkah Iklan Saya?

Pertanyaan yang sering muncul ketika kita mulai melakukan promosi, kalau saya cetak brosur, berapa banyak yang telepon? Kalau saya pasang iklan di koran, sales nya bakal naik jadi berapa?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengenal terlebih dahulu segmentasi produk atau gampangnya produknya ditujukkan kepada siapa? Akan lebih baik jika digunakan dengan metode “Model” yang mewakili sejumlah perilaku dan aktivitas konsumen yang kita tuju. Karena sifat & perilaku konsumen begitu kompleks, dengan menggunakan metode ini kita dapat menyederhanakannya. Setelah kita menyimpulkan aktivitas dari “Model” tadi, barulah ditentukan konsep dan medium yng terintegrasi secara menyeluruh untuk mendekatkan produk kita ke konsumen yang diwakili oleh “Model” tadi.

Pengukuran efektivitas iklan bisa dilakukan beragam, seperti pemahaman produk, pengingatan dan penjualan, tergantung mana yang ingin di achieve. Yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui dengan peningkatan penjualan, sedangkan yang berkaitan dengan awarness dapat diketahui dengan riset image yang meningkat, dll.
Penjualan itu sendiri akan sangat sulit untuk diukur, banyak faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan konsumen dalam membeli. Misalnya ketika kita beriklan di koran, prediksi biasanya berdasarkan jumlah pembaca koran tersebut, ini pun tergantung dari penempatan halaman, ukuran, dll. Begitu juga dengan medium lainnya tidak ada yang menjamin, iklan yang kita pasang di media dengan jumlah pembaca x, maka iklan kita akan dilihat sejumlah pembaca x tersebut.

Iklan adalah salah satu sarana penunjang untuk kegiatan marketing. Semuanya balik lagi kepada produk itu sendiri, jika distribusi, service, after sales, dll semuanya memuaskan konsumen maka dengan beriklan proses untuk pencapaian market leader akan lebih cepat.

Mencari konsumen itu sama halnya ketika kita mencari pasangan hidup, dengan mengikuti beragam aktivitas tentu saja akan lebih mudah mendapatkan pasangan ketimbang berdiam diri di dalam kamar, bukan?

Saturday, June 15, 2013

Memancing Pelanggan.

Untuk memulai bisnis, kadang kita dibuat resah oleh beberapa pertanyaan, bagaimana dengan pelanggannya, bagaimana dengan pesaingnya, apakah tempatnya strategis, kapan bisa BEP (Break Event Point) dan segelintir pertanyaan lainnya yang bila dirangkum menjadi satu “Berhasil atau Gagal?”.

Apakah ini akan mengurungkan niat kita untuk memulai bisnis? Bisnis tanpa profit tentu saja tidak akan berjalan, kecuali perusahaan Anda memang dirancang untuk Non-Profit Organization. Apabila dalam bisnis Anda pelanggan tak kunjung datang, tentu saja ini tidak diinginkan bukan? Berikut beberapa strategi pemasaran untuk menjaring pelanggan :

Buat Networking melalui Orang-Orang yang Kita Kenal
Kita bisa memulainya terlebih dahulu melalui teman-teman terdekat dengan mengenalkan produk atau jasa yang kita tawarkan. Tidak mustahil mereka akan menjadi pelanggan pertama kita atau mungkin saja pelanggan tetap.

Integrasikan melalui Website atau Blog
Saat ini orang cenderung mencari informasi melalui media digital. Berapa banyak orang yang mencari informasi produk atau perusahaan melalui yellow pages. Setelah seseorang memiliki interest pada suatu produk, mereka akan melakukan search terlabih dahulu melalui google, yahoo, dsb atau bahkan mereka masuk ke komunitas dari produk tersebut. Jadi proses mendapatkan informasi di internet ini yang menentukan merk apa yang akan dipilih.

Voucher Gratis / Potongan Harga
Untuk memberikan kesempatan kepada pelanggan merasakan produk atau jasa kita, salah satunya adalah dengan sistem voucher. Pemberian voucher ini bisa melalui banyak cara, misalnya bekerja sama dengan produk yang ada hubungannya dengan produk kita, memberikan voucher gratis yang mendaftar melalui website atau dengan membagikannya secara langsung pada saat event tertentu.

Membentuk Komunitas
Untuk menjalin hubungan dengan pelanggan (engagement), dibentuklah sarana informasi salah satunya adalah melalui komunitas. Karena komunitas ini bersifat dua arah, kita bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan produk kita.

Adakan Kontes
Setelah komunitas terbentuk, untuk lebih memberikan apresiasi kepada pelanggan kita bisa mengadakan kontes. Kontes bisa diumumkan melalui media online dan offline. Pegadaan kontes seperti ini bisa meningkatkan engagement dan awarness produk.

Branding
Produk atau jasa yang kita tawarkan sebaiknya dikemas sesuai dengan target yang sudah kita tentukan dari awal, faktor demografi, geographics dan psikografis. Jangan sampai kita memakai umpan dan lokasi yang salah ketika memancing. 

Friday, June 14, 2013

Komunikasi Designer & Client Menghasilkan Konsep yang Efektif.

Beberapa waktu yang lalu, setelah menerima brief dari client seperti biasa saya langsung memikirkan beberapa konsep dari brief tersebut karena client ini sudah terbiasa kami tangani. Kira-kira brief nya seperti ini

“Flyer seminar yang intinya tentang transformasi dari business runner menjadi business owner. Business runner adalah pemilik bisnis yang super sibuk, semuanya dikerjakan sendiri sedangkan business owner adalah orang yang santai dengan bisnis yang sudah jalan dan memikirkan tentang pengembangan bisnis.”

Alternatif pertama, kedua dan ketiga dikirim dan pada akhirnya semua ditolak. Kenapa? Client hanya bisa bilang “ga ada yang cocok”. Hhmm..tepok jidat tiga kali. Kemudian saya review kembali mulai dari awal, briefnya. Karena brief ini sangat menetukan konsep yang akan dibuat seperti apa. Kebanyakan client akan memberikan brief secara umum, tugas kita sebagai designer yang akan mempertajamnya. Kemudian saya mencoba berdiskusi kembali dengan client, akhirnya dapat disimpulkan business runner mempunyai masalah dengan waktu, mereka merasa sangat terikat oleh waktu untuk melakukan hal-hal operasional sehingga tidak sempat untuk memikirkan hal lainnya diluar itu. Sedangkan business owner, sudah menerapkan sistem dan kemudian memikirkan pengembangan perusahaan. Okay dari situ kita baru dapat point utamanya,  intinya adalah tentang keterikatan waktu, tentu saja ini lebih berbobot dari sebelumnya. Finally, konsep disetujui dan akhirnya dilanjutkan dengan proses cetak.

Jangan pernah menganggap enteng pekerjaan, walaupun kita sering melakukannya. Gali informasi sebanyak mungkin dalam hal ini komunikasi dengan client sangat penting. Brief yang didapat dari client umumnya hanya bersifat general, sudah seharusnya seorang designer mengerucutkannya.

Friday, May 24, 2013

Don't Try This at Your Logo

Logo merupakan sebuah identitas cerminan dari sebuah perusahaan. Banyak makna yang seharusnya terkandung dalam sebuah logo (dibahas dalam artikel “A Logo”). Untuk mencapai Brand Awarness diperlukan tahunan bahkan puluhan tahun. Jika tujuan kita adalah untuk jangka panjang, sudah sepantasnya sebuah logo tidak diciptakan secara instan bahkan dalam hitungan jam.

Untuk seorang designer logo ada beberapa jebakan yang harus diwaspadai agar tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Berikut 5 hal yang paling umum yang harus dihindari :

Gather as much information
Sebelum Anda memulai proses, ada baiknya menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai perusahaan tersebut. Mungkin tidak semua informasi bisa didapat langsung dari client, Anda harus mencarinya sendiri melalui Google ataupun yang lainnya. Informasi tersebut bisa berupa latar belakang, visi & misi, USP (Unique Selling Point) ataupun mengenai kompetitor. Tentu saja dengan menguasai secara detail akan memudahkan Anda dalam proses pembuatan konsep dan menjadi nilai tambah pada saat presentasi ke client.

Using Stock Art
Karena dikejar waktu & ide yang sudah buntu, akhirnya diputuskan untuk mengambil jalan pintas yaitu menggunakan Stock Art atau Clipart yang banyak bertebaran di free image bank. Seharusnya sebuah logo harus unik atau tidak dimiliki oleh yang lainnya. Bagaimana rasanya bila kita bertemu dengan orang yang memakai baju yang sama dengan kita? Unik?

Copying Other Logo
Dalam proses pembuatan logo, referensi memang diperlukan. Tapi berhati-hatilah, secara sadar atau tidak logo yang dihasilkan mirip dengan logo lainnya, terlebih lagi logo pesaing. Hal ini akan menjatuhkan kredibilitas Anda sebagai designer. Padahal dalam logo produk diharuskan untuk menonjol dalam keramaian.

Poor Typography
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan typography. Pemilihan font merupakan faktor penting dalam membentuk identitas merk. Sebaiknya dihindari pemilihan font yang default yang biasa digunakan sehari-hari seperti Arial, Times New Roman. Menggunakan font yang terlalu banyak (lebih dari 2 jenis font) juga akan menyulitkan pembaca untuk menangkap dan memahami pesan yang ingin Anda sampaikan. Pemilihan font yang terlalu tipis akan terlihat bagus pada saat dicetak, tetapi dalam media yang akan dibordir atau disablon tentu saja akan mengalami kesulitan.

Over Doing Effect & Colour
Penggunaan efek –efek pada photoshop seperti bevel dan yang lainnya sebaiknya dihindari. Karena dengan begitu logo akan terlihat amatir terutama jika diaplikasikan ke berbagai media. Warna yang digunakan dalam logo sebaiknya tidak lebih dari 4 warna karena tiap warna memiliki arti psikologis tersendiri. Jika logo yang dibuat memakai warna yang banyak, bagaimana hasilnya jika diaplikasikan ke dalam format grayscale?

Ada banyak kesalahan lainnya yang tidak dapat dibahas satu persatu. Nah, apakah kita pernah melakukannya? Jika iya, lupakan dan ciptakan ide terbaik dengan terus berkarya tanpa mengulangi kesalahan. 

Thursday, May 16, 2013

Seberapa Penting Tagline?

Just Do It, Impossible is Nothing, The World is in Your Hand, Semakin Di Depan, One Heart dan yang lainnya, pasti Anda pernah mendengarnya. Tagline atau yang lebih populer dengan Slogan merupakan susunan kata yang mendampingi logo dan biasanya tidak lebih dari 7 kata.

Mandiri : Terdepan, Terpercaya. Tumbuh Bersama Anda (5 kata)
Tolak Angin : Orang Pintar, Pilih Tolak Angin (5 kata)
Xon Ce : Biar Tidak Gampang Sakit (4 kata)

Banyak yang beranggapan tagline bukanlah sesuatu yang penting, bahkan ada yang menjawab, buat aja seperti ini, the best...,solution..., atau #1...pokoknya yang terbaiklah. Seharusnya sebuah tagline dirancang dengan melihat latar belakang, visi & misi sehingga erat kaitannya dengan positioning produk atau jasa.

Sebuah tagline bisa mengandung arti menjelaskan suatu produk sampai dengan yang sifatnya mengajak, seperti operator selular 3, Mau?

Begitulah pentingnya sebuah tagline untuk membangun positioning sebuah brand. Jadi  penting kah tagline bagi brand Anda?

Tuesday, April 30, 2013

A Logo


Logo Toyota

Semua orang pasti familiar dengan logo mobil pabrikan asal Jepang ini. TOYOTA, meski logonya sering kita lihat tapi belum banyak yang tahu apa makna dan filosofi dibalik logo yang didominasi dengan bentuk elips dan lingkaran lonjong tersebut. TOYOTA merupakan gabungan dari dua kata Jepang, yakni “TOYO” yang berarti “berkelimpahan” dan “TA” yang berarti “beras” dan “beras” sendiri  merupakan simbol dari “kemakmuran”. Jika diperhatikan, logo TOYOTA merupakan kombinasi dari 3 lingkaran lonjong yang dapat mempresentasikan setiap huruf dari “TOYOTA”.

Lingkaran pertama mewakili pelanggan. Lingkaran kedua melambangkan komitmen TOYOTA untuk memberi yang terbaik dalam memuaskan pelanggannya. Sedangkan lingkaran ketiga menggambarkan kemungkinan yang terbentang tanpa batas bagi teknologi dan inovasi.

Logo Apple  Inc

Ron Wayne yang merupakan pendiri Apple, pertama kali mendesain logonya sendiri pada tahun 1976. Pada mulanya logo Apple cukup rumit, berbentuk gambar lukisan Isaac Newton yang sedang membaca dibawah pohon apel dengan bertuliskan “Newton...A Mind Forever Voyaging Through Strange Seas of Thought...Alone.”
Steve Jobs berpendapat, logo ini  terlalu intelektual dan detail sehingga sulit diingat.

Tahun 1977, Steve Jobs membayar seorang designer yang  bernama Rob Janoff untuk mendesain ulang logo Apple. Desain yang sangat simple, sebuah apel yang sedikit tergigit dengan warna pelangi yang susunannya salah. Arti dari logo tersebut, gigitan atau “the bite” melambangkan pengetahuan dari buah pengetahuan di Taman Eden dan juga persamaan suara dengan “byte”. Warna-warni pelangi melambangkan kemampuan komputer apple yang menampilkan warna lebih banyak dan melambangkan vibrasi & energi.

Pada tahun 1997, Jobs menilai warna pelangi yang digunakan selama 20 tahun tersebut adalah hal yang cukup lucu, janggal dan kekanak-kanakan juga tidak lebih dari kisah sukses produk mac pada masa lalu. Kemudian Jobs menggantinya dengan warna chrome melambangkan warna teknologi dan inovasi untuk mempertegas bentuk apel sehingga orang yang melihat akan langsung menyadarinya. Dan jadilah logo Apple seperti yang kita kenal sekarang ini.



Logo Starbucks

Starbucks Coffee telah melakukan empat kali pergantian logo pada tahun 1971, 1987, 1982 dan awal tahun 2011. Logonya menggambarkan Dewi Syren atau Dewi Penggoda yang dalam mitologi Yunani, Syren adalah ikan duyung berekor kembar yang suka menggoda pelaut. Nama Starbucks sendiri berasal dari cerita Kapten Ahab yang berpetualang di lautan lepas sehingga pemilihan visual Dewi Syren adalah untuk menggoda hati para konsumennya.

Logo Starbucks menggambarkan putri duyung Syren memakai mahkota dengan dua bintang yang kesemuanya berwarna hijau. Lama kelamaan logo ini mengundang kecaman karena gambar putri duyung yang telanjang ini memperlihatkan payudaranya. Akhirnya logo ini direvisi, dadanya ditutupi dengan rambut Syren yang diturunkan. Ternyata tidak cukup sampai disitu, logo ini masih mengundang protes karena pose Syren yang mengundang kontroversi. Akhirnya logo ini kembali dimodifikasi sehingga seperti yang sekarang ini hanya wajah dan sedikit badan Syren  yang terlihat.

Mengingat perusahaan Starbucks sudah lebih dari 40 tahun,  kata Coffee pada logo sebelumnya kemudian dihilangkan dengan tujuan untuk memperluas pasar karena Starbucks akan menjual minuman jenis lainnya yang tidak mengandung kopi dan juga makanan kecil. Dengan perubahan logo tersebut, Starbucks membuktikan bahwa kesuksesannya bukan pada logonya tetapi pada kualitas produknya sesuai dengan filosofi logo tersebut.


Logo Mercedes Benz

Di industri otomotif, Mercedes Benz melambangkan kemewahan karena menggunakan teknologi dan tingkat kenyamanan yang tinggi. Penamaan Mercedes berasal dari seorang pengusaha Austria, pencinta otomotif dan penjual mobil khususnya Daimler Motored Gesellschaft (DMG), Emil Jellinek. Dia menggunakan nama samaran “Mercedes” ketika mengikuti kompetisi balap di Jerman. “Mercedes” sendiri merupakan nama anaknya.

Mercedes Benz merupakan merjer dari dua perusahaan DMG dan Benz Cie yang tadinya merupakan saingan berat dan kemudian menjadi Mercedes Benz dengan logo bintang dalam lingkaran yang diperkenalkan pada tahun 1937. Arti dari logo bintang Mercedes Benz adalah perusahaan yang mendominasi di darat, laut dan udara. Logo yang ambisius dan prestis sesuai dengan mobil di kelasnya.


Logo Telkom Indonesia

Beralih ke salah satu perusahaan BUMN di Indonesia. Tentu saja kita sudah mengenal logo baru dari TELKOM yang diluncurkan pada 23 Oktober 2009. Logo tersebut dikerjakan oleh sebuah agency multinational yang bernama The Brand Union. Budget yang dikeluarkan TELKOM untuk rebranding ini tidak kurang dari 3.3 milyar, lebih mahal dari PERTAMINA yang menghabiskan 2.5 milyar.

Brand positioning yang diangkat “LIFE CONFIDENT” dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini didukung oleh “service culture” baru yaitu : expertise, empowering, assured, progressive dan heart. Logo ini terlihat simple dengan lingkaran biru yang berada di depan tangan yang berwarna kuning dan diperkuat dengan tagline baru “THE WORLD IN YOUR HAND” pengganti “COMMITTED 2U”.


Dari 5 contoh kasus, logo mana yang paling Anda sukai? Ternyata sebuah logo bisa menyimpan begitu banyak kisah menarik. Sebuah logo tentu saja tidak dibuat dengan sembarangan dengan filosofi yang sengaja dibuat-buat untuk dihubungkan dengan visualnya. Butuh tahunan bahkan puluhan tahun untuk mem-branding sebuah logo. Sudahkah logo Anda mempunyai kisah yang menarik didalamnya?



Thursday, April 25, 2013

How to Create A Logo


Logo yang terlihat profesional dapat mengangkat citra perusahaan ataupun produk itu sendiri. Banyak logo yang dibuat oleh amatir. Hampir semua orang berpikir mereka dapat membuat logo yang “great” hanya dengan menguasai aplikasi ataupun tools lainnya, padahal dibutuhkan lebih dari sekedar itu.
Berikut proses dan workflow untuk menghasilkan logo yang efektif.

      Sketch & Brainstrom.
Kebanyakan beginer akan melewati proses ini. Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di belakang layar dengan mencoba berbagai macam efek dan filter.
Dengan sketsa, kita bisa mulai berpikir terlebih dahulu tujuan apa yang ingin dicapai dari perusahaan tersebut, apakah ada makna dari nama logo tersebut ataupun filosofi lainnya, positioning seperti apa yang diharapkan perusahaan nantinya. Bila kita melihat logo-logo terkenal tentu ada filosofi yang kuat didalamnya atau kalau boleh saya bilang mereka mempunyai “roh” tidak hanya sekedar visual atau raga yang indah.
Kita ambil contoh logo Nike, yang artinya sendiri dewi kemenangan dalam mitologi yunani. Nike sendiri sering digambarkan bersayap dalam lukisan maupun patung. Dalam perang maupun kompetisi, Nike adalah dewi kekuatan, kecepatan dan kemenangan.
Kemudian logo WWF (World Wide Fund) yang bertujuan untuk mengajak kepada semua orang peduli dengan lingkungan terutama kepada hewan-hewan yang hampir punah. Logonya terinspirasi pada seekor panda dari Kebun Binatang Beijing yang ditransfer ke Kebun Binatang London bernama Chi Chi. Logonya sengaja dibuat hitam putih karena sesuai dengan tujuan dari WWF itu sendiri. Logo-logo lainnya yang terkenal seperti apple, starbucks, mercedes benz dan masih banyka lagi pastinya mereka memiliki filosofi yang kuat.
Ini merupakan point yang paling utama, bagaimana kita membangun “roh” dari logo tersebut.

Setelah kita mendapatkan “roh” dari logo tersebut, baru kita tentukan visual yang diinginkan seperti apa, ini nantinya berpengaruh pada positioning perusahaan atau produk itu sendiri. Apakah visualnya complex or simple, menggunakan sudut atau lengkungan, full colour or two or three colour, typography dengan serif atau san serif atau handwriting. Tidak perlu khawatir untuk tidak perfect dan jangan mudah cepat puas dengan hasil sketsa yang ada.

Build the Vector Graphic.  
Untuk menghasilkan kualitas logo yang bisa dicetak hingga pembesaran sesuai dengan yang diinginkan adalah dengan menggunakan vektor. Banyak aplikasi untuk itu, beberapa yang terkenal diantaranya Adobe Illustrator, Macromedia Freehand, Corel Draw. Profesional Designer akan menggunakan itu, karena nantinya ketika logo diminta untuk media billboard, kualitas logo akan tetap tajam (tidak blur) sama hasilnya dengan di name card.

Colours
Arti warna bisa sangat berbeda-beda di setiap negara karena tergantung dari latar belakang kebudayaan mereka. Warna pada logo umumnya mewakili perusahaan ataupun fungsi dari produk yang dihasilkan, ini semua berhubungan dengan personality dari logo tersebut. Bisa menggambarkan kegembiraan, kompetensi, kepercayaan dan lain-lain. Sebagai contoh warna merah yang merupakan warna yang kuat. Merah biasanya digunakan untuk mengangkat emosi, merupakan warna yang sering umum digunakan terutama pada produk makanan karena membuat orang terasa menjadi lapar. Merah bisa mengartikan sesuatu yang enerjik, petualang, kekuatan, agresif dan bahaya. Umumnya warna yang digunakan pada sebuah logo merupakan kombinasi dari dua warna dan biasanya merupakan warna turunan, misalnya merah dengan orange. Arti dari masing-masing warna akan kita bahas pada penulisan selanjutnya.

Typography
Typography merupakan salah satu bagian terpenting, karena akan mempengaruhi dramatisasi dari logo tersebut, modern, classic, trust, strong ataupun lainnya. Penggunaan Uppercase, Lowercase ataupun keduanya juga akan mempengaruhinya.

Black & White version
Setelah mendapatkan warna & typo, logo tersebut kemudian kita konversi dengan black & white. Tujuannya adalah untuk melihat ketika logo di fax ataupun di fotocopy ataupun dikonversi ke media lainnya seperti t-shirt. Untuk versi Black & White ini, jika logo menggunakan efek  seperti drop shadow, glow ataupun lainnya sebaiknya dihilangkan karena akan terlihat seperti blur dan logo menjadi tidak solid.

Others Media
Seorang Profesional Designer akan mengimplementasikan logo ke berbagai medium, bahkan ke medium yang paling kecil sekalipun, misalnya untuk logo jam tangan mereka harus mengetahui apakah logo cukup clear ketika diimplementasikan. Blank space akan digunakan ketika logo digunakan dalam berbagai media dan seorang Profesional Designer akan merangkumnya dalam sebuah buku “Logo Guidlines”. Penggunaan warna yang banyak dalam sebuah logo harus diperhatikan ketika logo dibuat dalam skala kecil terutama dalam proses printing. Terlebih jika tiap warna merupakan spot colour akan menaikkan printing cost.


Tuesday, February 5, 2013

Show the Alternative

Ketika kita ingin menampilkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh target audience, visualisai menjadi kebalikannya untuk konsep alternative ini. Kita bisa menampilkan sisi yang berlawanan dari apa yang diinginkan & dibutuhkan. Lapar, haus, sakit, kesepian dan sejenisnya. Kita dapat menggunakan visual yang extreme yang jauh bertentangan dari nilai positif yang didapat dari produk tersebut.

Friday, February 1, 2013

Show the Benefit



Konsep ini langsung berbicara tentang benefit utama dari produk. Biasanya pembaca tidak perlu terlalu banyak menguras energi untuk mengerti tentang iklan ini. Apa yang pertama kali kita pikirkan, kita tuangkan dalam konsep ini. Dari sini seharusnya kita bisa lebih menggali untuk konsep yang lebih kreatif lagi. Bagaimanapun itu menjadi masalah apabila merupakan permintaan. Kita dapat menggabungkannya antara headline yang straight forward dengan grafis yang menarik. Contoh untuk iklan soft drink, mungkin kita tidak perlu menggunakan headline, tetapi hanya menampilkan kaleng atau botol dan orang-orang yang sedang menikmati dalam suasana ceria. Benefit yang ditampilkan adalah produk yang berhubungan dengan suasana ceria.

-Advertising Strategy-